Hikmah: Sedekah
Oleh Samsul Bahri Djari
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa." (QS al-Baqarah (2): 276).
Sedekah, sebuah kata yang teramat sering kita dengar, namun amat
jarang kita amalkan. Awal kata sedekah memiliki makna yang sama
dengan zakat (QS at-Taubah (9): 60). Tapi, dewasa ini kata
sedekah identik dengan memberikan sesuatu kepada orang yang
membutuhkan tanpa adanya kewajiban.
Kata sedekah dalam Alquran setidaknya diulang sebanyak 43 kali
dengan beberapa istilah berbeda yang menunjukkan makna serupa. Di
antaranya infak, al-qardh, dan sedekah itu sendiri dengan
berbagai macam penekanan. Mulai dari perintah bersedekah (QS at-
Taubah (9): 60), keutamaan sedekah (QS al-Baqarah (2): 261), dan
orang yang berhak menerima sedekah (QS al-Baqarah (2): 215).
Hal ini menunjukkan bahwasanya sedekah menempati posisi yang
penting dalam Islam. Pada ayat di atas Allah SWT menegaskan
bahwasanya salah satu dari keutamaan sedekah adalah
dilipatgandakannya apa yang telah disedekahkan. Bahkan, dalam
ayat lainnya Allah SWT menegaskan bahwa pahala sedekah itu akan
dilipatgandakan menjadi 700 kali.
"Perbandingan (pahala) orang-orang yang membelanjakan hartanya di
jalan Allah (adalah) seperti satu biji yang menumbuhkan tujuh
bulir, di tiap-tiap bulir ada seratus biji, dan Allah akan
menggandakan (pahala) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
itu Luas (pemberian-Nya) lagi Sangat Mengetahui." (QS al-Baqarah
(2): 261).
Menurut kebiasaan dari penggunaan kata tujuh yang terdapat dalam
Alquran, maka kata 700 pada ayat tersebut bukanlah menunjukkan
makna sebuah bilangan antara 699 dan 701. Melainkan menunjukkan
atas banyaknya balasan yang akan diperoleh bagi siapa saja yang
gemar sedekah.
Demikianlah bila sedekah dilihat dalam perspektif AIlquran, semua
harta yang kita sedekahkan pada akhirnya akan bertambah. Namun,
kebanyakan pandangan orang, bila disebut kata sedekah, yang
tergambar adalah berkurangnya harta kekayaan yang kita miliki.
Itu semua karena kita melihatnya dari sudut pandang perhitungan
matematis belaka. Padahal, bila kita yakin dengan janji Allah SWT
yang diabadikan dalam Alquran mengenai pahala sedekah, maka siapa
saja yang bermaksud menambah hartanya, tidak selalu harus dengan
menambah modal.
Akan tetapi, harta akan bertambah melalui sedekah yang dibarengi
dengan keikhlasan dan keyakinan akan janji Allah SWT. Satu hal
yang tidak boleh dilupakan, harta untuk bersedekah haruslah yang
diperoleh dari usaha yang halal. Sebagaimana hadis yang
diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah bahwasanya Allah SWT tidak
menerima sedekah yang berasal dari usaha yang tidak halal
(ghulul).
Sumber: Republika / Kamis, 27 April 2006 / Hal. 1
HIKMAH SEDEKAH
issued by
Lazis Jateng Cab Salatiga Raya
Kamis, 22 April 2010